Kamis, 17 Desember 2009
Selamat Tahun Baru 1431 H dan maknanya
Sang waktu terus berjalan. Tak terasa kita masuki tahun baru 1431 Hijriah. Itu artinya hijrah Rasulullah saw. beserta para sahabatnya ke Madinah telah berumur 1431 tahun. Sebuah peristiwa bersejarah yg patut dikenang. Di dalamnya terkandung makna dan keteladanan utk sebuah pengorbanan sejati yg mengapresiasikan perlawanan akan kebatilan sekaligus sikap konsisten mengedepankan kepentingan misi dari kepentingan apa pun. Agar ia tetap lestari dan terjaga dari kepunahan meski karenanya harus berdarah-darah mereka harus meninggalkan negeri harta sanak dan handai-taulan tercinta. Dalam Ath-Thabaqat Al-Laits bin Sa’ad mengutip sebuah riwayat dari Ibunda Aisyah r.a. adl Rasulullah saw. bersuka-cita saat jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang krn itu artinya Allah telah membuatkan “tameng pertahanan”. Bukan sembarangan mereka terdiri dari kaum profesional di bidang peperangan persenjataan dan pembelaan. Toh permusuhan dan penyiksaan kaum musyrik bertambah gencar dan berat. Bahkan tingkat siksaan dan celaan yg dirasakan sahabat belum pernah dialami sebelumnya. Mereka pun mengadu kepada Rasulullah saw. dan meminta izin utk berhijrah. Pengaduan dan permintaan itu dijawab oleh Rasulullah saw. “Sesungguhnya aku pun telah diberi tahu bahwa tempat kalian adl Yatsrib. Barangsiapa yg ingin keluar-hijrah- maka hendaklah ia keluar ke Yatsrib.” Para sahabat kemudian hijrah secara bergelombang dan tentu saja dgn sembunyi-sembunyi kecuali Umar bin al-Khattab r.a. Dengan tegas Umar bahkan bersuara lantang “Barangsiapa ingin ibunya kehilangan anaknya atau istrinya menjadi janda atau anaknya menjadi yatim piatu hendaklah ia menghadangku di balik lembah ini.” Sebuah tantangan yg antiklimaks krn tak satu pun orang kafir Quraisy yg berani menampakkan batang hidungnya. Tibalah Rasulullah di Yatsrib setelah sebelumnya para sahabatnya lbh dulu sampai. Belia disambut dgn penuh suka cita oleh sahabat Anshar. Yatsrib di kemudian hari diganti namanya menjadi Al-Madinah al-Munawwarah. Hijrah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender Islam. Makna Hijrah Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna hijrah makani dan hijrah maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik berpindah dari suatu tempat yg kurang baik menuju yg lbh baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yg kurang baik menuju nilai yg lbh baik dari kebatilan menuju kebenaran dari kekufuran menuju keislaman. Ringkasnya hijrah kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah . Alasannya hijrah fisik adl refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah saw. dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lbh 450 km. Secara maknawi juga jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam. Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai urusan yg besar. Hijrah berhubungan erat dgn al-wala’ wal-bara’ . Bal hiya min ahammi takaalifahaa bahkan ia termasuk manifestasi yg paling penting. Penting krn menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian kesetiaan dan pembelaan. Juga menyangkut ketepatan seorang muslim dalam menampakkan penolakan dan permusuhan kepada yg patut dimusuhi. Dalam sejarah para rasul juga dekat dgn tradisi hijrah dan semua atas semangat penegasan batas sebuah loyalitas kesetiaan keimanan yg berujung pada menuju yg lbh baik atas rida Allah. Sebut misalnya Nabi Ibrahim Khalilullah beliau telah melakukan hijrah beberapa kali dari Babilon ke Palestina dari Palestina ke Mesir dari Mesir ke Palestina lagi semua demi risalah suci. Termasuk hijrah beliau dari Palestina menuju Mekah yg dalam perkembangannya menjadi syariat haji. Adalah Ibrahim a.s. yg baru dikarunia Ismail anak yg selama ini dinanti harus meninggalkan Palestina bersama istrinya Hajar menuju tanah gersang tak bertuan. Di tempat itulah Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya dgn hanya dibekali sekantong makanan dan seteko air. Ibnu Katsir menceritakan dalam tafsirnya Saat Nabi Ibrahim hendak berlalu sang istri menarik tali kekang tunggangannya dan bertanya “Apakah Kanda akan meninggalkanku bersama anakmu di tempat yg tiada tanaman lagi tak bertuan?” Ibrahim a.s. terdiam. Hajar mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali dan tetap saja Ibrahim diam. Sampai akhirnya Hajar mengganti pertanyaan “Apakah Allah yg memerintahkanmu melakukan hal ini.” “Benar” jawab Ibrahim. Hajar menimpali “Jika demikian Allah tidak akan mempersulit kami.” Sungguh sebuah dialog yg menusuk hati merefleksikan keimanan yg amat dalam sebuah ketundukan sekaligus pengorbanan yg menakjubkan. Terpancar sikap tawakal yg begitu tinggi bahwa hanya Allah Yang Maha Menghidupkan Maha Memberi Rezeki Maha Mematikan. Sempurnalah implementasi hijrah pada diri Ibrahim a.s. dan keluarganya baik secara makani maupun maknawi. Ibrah dari Hijrah Pelajaran yg nyata dari peristiwa hijrah adl sebuah pengorbanan. Setelah para sahabat keluar dari ujian berupa siksaan dan cercaan dari Kafir Quraisy di Mekah tidak otomatis menjadikan mereka bebas dari ujian berikutnya. Yang paling gamblang adl cobaan meninggalkan kemapanan. Tengoklah bagaimana sahabat meninggalkan keluarga tercinta rumah pekerjaan tanah air dan sanak kadang. Secara lahiriyah umumnya naluri manusia akan menyatakan ujian itu sungguh berat. Meninggalkan nilai material yg barangkali selama ini mereka rintis dan perjuangkan. Berpindah ke suatu tempat asing yg penuh spekulasi. Toh kecintaan para sahabat akan Islam mengalahkan kecintaan pada semua itu. Kesucian akidah di atas segalanya. Hal ini sekaligus menegaskan betapa maslahat din menempati pertimbangan tertinggi dari maslahat-maslahat yg lain. Pelajaran lain hijrah menegaskan adanya perseteruan abadi antara kebatilan versus kebenaran. Ibarat minyak dan air ia tidak akan bisa bertemu karenanya adl sebuah utopia upaya-upaya “mengawinkan” antara nilai Islam dgn civic culture yg bertentangan dgn Islam terlebih jika dilandasi nafsu mendahulukan budaya ketimbang nilai Islam atas nama pluralisme dan humanisme. Pelajaran berikutnya adl perseteruan kebenaran versus kebatilan mengharuskan manusia memilih salah satu di antara keduanya tidak ada sikap “non-blok”. Allah SWT berfirman yg artinya “Kebenaran itu datang dari Rabb-mu maka jangan sekali-kali engkau termasuk orang yg ragu-ragu.” . Untuk menangkap spirit hijrah lbh jauh rumusan sederhana Ibnu Qayyim cukup menarik katanya dalam kata hijrah terkandung arti berpindah “dari” dan berpindah “menuju”. Maksudnya berpindah dari yg semula tidak sesuai dgn tuntunan Allah dan Rasul-Nya menuju kepada yg sesuai dgn tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Jika rumusan global tersebut betul-betul dihayati tiap muslim utk selanjutnya secara konsisten diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan barangkali nasib umat Islam secara umum akan lbh baik dari sekarang. Seorang koruptor akan berhenti dari korupsinya para preman akan menghentikan aksi bromocorahnya tidak ada lagi muslim penimbun orang miskin akan bersuka cita krn kucuran infak para dermawan. Para dai berhenti bersengketa antar mereka dalam urusan yg kurang prinsip dan seterusnya. Lantas mengapa kenyataannya tidak demikian? Barangkali krn kita kurang menghayati dan mengamalkan arti hijrah sebagaimana mestinya. Wallahu a’lam. .
Rabu, 02 Desember 2009
Me and Qurban Animals
Ketika berniat untuk kurban kami berkeliling mencari hewan kurban. Setelah agak lama, akhirnya dapatlah hewan kurban yang berupa kambing Gibas yang lumayan bagus berbulu lembut dan cantik dengan harga yang terjangkau. Kami memesan hewan tersebut dan di antar sampai rumah. Siang itu sampailah Mobil pengangkut kambing tersebut di depan rumah. Setelah kambing pesenan kami itu turun, kulihat kambing tersebut "mengembek" untuk mengucapkan salam perpisahan kepada teman2nya yang ikut dalam mobil pengangkut itu.Dengan kupegang tali pengikat lehernya itu, aku bawa dia ke Sawah untuk menikmati rumput yang tumbuh subur dipinggir sawah. Kalau begini seperti penggembala kambing saja. kambingnya begitu suka dengan rumput-rumput tersebut. setelah agak lama kemudian kambing itu menjadi nurut kepadaku, walaupun tali pengikatnya kulepaskan tapi kambing itu tidak lari, ketika aku duduk dia juga ikut duduk di depanku sambil makan rumput yang ada disekitarnya, bahkan ketika aku beranjak dari tempat dudukku, untuk melihat-lihat sawah, dia sembari mengikutiku. Aku jadi suka dengan kambing ini yang besok akan dijadikan kurban pada hari Raya Idul Adha.
Tak lama kemudian Hujan turun makin lama makin deras, ku gotong ia menuju kantor pribadiku di lantai dasar yang sementara masih kosong. Aku ikat kambingku di pagar tangga lalu ku beri makan dia. Lalu aku pulang ke rumah sambil mengambil kamera digitalku. Aku balik lagi ke tempat kambingku tadi setelah itu ku setel kameraku secara otomatis lalu aku foto bareng kambing kurbanku yang kebetulan hasilnya lumayan bagus 'seperti gambar diatas. Lalu setelah itu aku tutup pintunya dan aku tinggal dan aku pulang lagi ke rumah.
Saatnya magrib tiba dan akhirnya terdengar juga sayup-sayup suara takbir dari penjuru arah yang menggetarkan jiwa. Habis Isya' setelah ikut takbir keliling, kusambangi kambing kurbanku lagi. Ketika kubuka pintu pelan-pelan terlihat kambing itu memandangiku seperti penuh kesedihan karena agak lama dalam kesendirian buktinya setelah kubuka pelan pelan dia langsung menghampiriku meskipun kakinya dalam keadaan terikat, ini dikarenakan setelah kutinggal tadi sore, kambing itu mengalami depresi karena tak tahan dengan kesendirian. Itulah yang membuat aku menjadi kasihan melihat kambingku tersebut. Setelah aku hampiri dia, sambil kupegang kepalanya, kukumandangkan takbir dengan menyebut keagungan Allah SWT. Terus dan terus ku elus-elus kepala hingga lehernya sambil mengucapkan takbir dengan harapan mungkin dia besok akan siap untuk dikurbankan pada hari raya kurban besok, meskipun dengan perasaan sedih. Setelah kutinggal dan kututup pintunya lagi kelihatannya kambingku perasaannya agak tenang tidak seperti yang sore tadi dan aku pulang untuk tidur dan saatnya menanti hari esok
Pagi tiba, di hari itu tepat tanggal 10 Dhulhijjah saatnya hari raya kurban orang-orang berbondong-bondong untuk datang ke Masjid untuk mengikuti Sholat Ied begitu juga kami sekeluarga. Sementara itu kambingku masih belum aku boyong ke Mesjid dan rencananya habis Sholat aja nanti. Setelah Sholat selesai, aku segera pulang dan bersiap membawa kambingku tersebut ke Mesjid untuk di kurbankan. Aku buka pintu tempat kambingku tadi dan aku lihat kambingku kelihatannya sangat begitu tenang dan sebelum ku bawa ku beri makan rumput dulu untuk sarapannya yang terakhir kali. Setelah udah semua lalu ku giring kambingku itu ke Masjid setelah sampai disana kuikat dia di pohon depan Masjid dan kutunggui dia disitu sambil menunggu untuk dikurbankan, saat itu perasaanku agaka sedih karena kemarin aku menghabiskan waktu dengan dia dengan sepenuh hati. Akhirnya tak lama kemudian tiba saatnya giliran dia untuk disembelih, ketika kulepas talinya dari pohon dan aku serahkan kepada panitia kurban yang akan menyembelih, kesedihan makin meliputi perasaan tetapi walaupun begitu yang dinamakan kurbankan harus dilandasi dengan rasa Ikhlas dari hati yang paling dalam dan karna Allah SWT dan terkadang hatiku berkata "apakah ini yang dinamakan dengan pengorbanan, huh sungguh luar biasa".
Kamis, 19 November 2009
Senin, 28 September 2009
Selasa, 01 September 2009
Rabu, 19 Agustus 2009
Karnaval untuk Kemerdekaan Indonesia dan Menyambut Bulan Suci Ramadhan Untuk Umat Muslim
I Love True Islam
I Love Indonesia
I Love you All
I hate Terorist
I hate Zionis
I hate Capitalist
Ayo umat muslim, bangsa Indonesia bersatulah...
Jangan kalian terpecah belah...
Terus kita membela kebenaran dan hati-hati sandiwara Asing
Jaga dan bela terus Agama dan Negara ini...
Buatlah negara kita negara yang kuat tidak takut dengan Agama dan bangsa Lain
Allahu Akbar
I Love you aLL
Jumat, 14 Agustus 2009
Lespadangan is beautiful Village
Minggu, 09 Agustus 2009
Visit to wich one vacation to Hot Water, Pacet, Welirang Mountain
Keindahan alam Gunung Welirang tampaknya masih terjaga meskipun tak seindah dulu lagi akibat banyaknya penebangan-penebangan liar yang puncaknya kira-kira pada tahun 2000. Dulu di sepanjang jalan menuju Wisata-wisata dipacet. Terhampar banyak pohon-pohon yang indah menghiasi pinggir-pinggir jalan yang dapat menyejukkan mata jika orang lewat di jalan tersebut. Yang paling mengesankanku waktu saya kecil di sana adalah melihat hutan cemara yang sangat indah sekali. Tapi sekarang ketika saya lewat di sepanjang jalan menuju tempat wisata, pohon-pohon yang indah itu sudah tidak ada lagi.
Hari itu hari kamis kami baru saja habis daftar ke Depnaker untuk mencari pekerjaan. Setelah hanya daftar kami langsung pulang dan tanpa salah satu temanku mengusulkan bagaimana kalau kita sekarang pergi ke Pacet aja. Lalu kami sepakat untuk setuju untuk pergi kesana tapi kami pulang dulu mempersiapkan diri. Tak lama kemudian aku ambil mobilku dan temanku sudah menunggu disalah satu rumah temanku dan kami langsung berangkat ini adalah pertama kali aku menyetir di Jalan pegunungan kira-kira satu jam kemudian akhirnya kami sampai Kawasan pacet dengan jalan yang naik turun. Aku melanjutkan perjalananku menuju taman wisata Banyu Panas. Taman wisata yang terkenal dengan mandi belerang dan air terjunnya itu sangat menarik untuk dikunjungi dan dinikmati, hanya dengan tiket Rp. 3500 per orang dan tiket parkir mobil 2500 (karna aku naik mobil disana kalo motor sih gak tau coz gak merhatiin sih ) kita dapat masuk disana untuk menikmati keindahan alam disana. Sesudah aku mencari tempat parkir tampak ada tanda P disana trus ku taruh aja mobil ku disitu. Setelah itu aku dan 2 temenku turun untuk jalan-jalan lalu aku tanya ke orang tempat mandi air panas itu orang tersebut menunjukkan tangannya ketempat yang aku maksud tadi. Langsung aja aku dan teman-temanku tadi menuju kesitu hanya dengan dengan tiket Rp. 3000 untuk dewasa kami bersama-sama masuk . Disitu terlihat kolam renang yang sedang diisi lalu kami menuju ke belakang tempat air panas belerang itu berada, waw ternyata ada banyak orang yang berendam disana. Langsung aja kami menuju ke ruang ganti untuk ganti celana pendek. Tempat tersebut terdiri dari 3 kolam di sebelah tengah agak panas sebelah kiri lumayan panas dan sebelah kanan panas banget. Untuk pertama kami bersama-sama nyebur ke yang tengah, rasanya enak banget mandi air hangat. setelah agak lama di kolam tengah, kini saatnya pindah ke bagian kolam paling kiri. Disitu aku merasakan ar yang agak panas pertamanya sih aku hampir saja gak kuat karna bagiku terlalu panas tapi lama-lama aku berendam disitu sih gak masalah setelah agak lama kami berendam disitu lalu kami mencoba di bagian kolam yang paling kanan, waw panas, baru pertama menceburkan kaki saja sudah terasa panasnya bukan main hanya sebentar saja disitu saya segera balik ke atas dan berendam lagi di kolam bagian tengah sejenak aku melupakan urusan urusan yang ada pada diriku sambil rileks dan berendam disitu. Ternyata tidak sia-sia kami berkunjung disiniUntuk mendapatkan sensasi ygn memuaskan. Konon berendam di air panas berbelerang bisa menyembuhkan penyakit kulit dan meringankan pegal-pegal .Setelah itu kami mengabadikan dengan foto-foto disitu diantaranya sambil berendam di air panas. Setelah itu kami ke pergi ke depan, disitu terlihat kolam renang masih diisi tapi baru sampai setengahnya. Kami bersama duduk santai di tempat duduk di pinggir kolam renang tersebut. Sesekali aku mencoba masuk ke kolam renang dan rasanya dingin amat. Sebentar saja amat aku di kolam renang lalu kami segera ganti pakaian lalu kami keluar dari area wisata pemandian tersebut. Terdengar suara Adzan Dhuhur aku langsung menuju Mushola untuk sholat dulu sebelum menuju tempat lainnya. setelah itu kami akan menuju ketempat lainnya sebelumnya kami berhenti sejenak untuk beli ketan ireng sekalian makan disitu. Setelah habis makan lalu kami berencana melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun. Perjalanan ke air terjun hanya bisa di tempuh dengan dengan jalan kaki yang menempuh jarak kira-kira satu setengah kilometer dengan melewati jalan setapak yang di sebelah kanan dan kiri terhampar bukit dan jurang yang banyak ditumbuhi banyak tanaman, perjalanan menuju air terjun lumayan melelahkan kami harus mendaki dan suasananya sepi banget jadi sedikit takut menuju sana, maklum hari Kamis bukan waktunya untuk orang untuk berlibur. Kami teruskan aja perjalanan kesana karena kami penasaran dengan air terjunnya. Setelah sekian agak lama berjalan, sampailah pada tempat yang dituju. Ternayata disitu ada makhluknya juga, 2 makhluk yang sedang berpacaran memadu kasih di sepinya hutan dan di bawah derasnya bunyi air terjun. Subhanallah, Waterfall is beautiful Indah sekali air terjunnya yang jatuh dari tebing yang tinggi membentuk sungai kecil dengan air yang jernih. Kami mengabadikan dengan berfoto disana. Tak lama disana lalu kami kembali lagi untuk bersiap-siap pulang. Perjalanan kembali sedikit lebih ringan karena jalannya yang turun dan tidak banyak menguras tenaga. sesampainya di bawah, sebelum menuju mobil kami berbelanja dulu oleh-oleh untuk yang di rumah, yang khas disana adalah ketela yang manis dan rasanya lebih enak dari pada ketela dari pekarangan biasa. Setelah memperolah yang kami beli lalu kami menuju ke arah mobil yang aku parkir tadi dan astaga aku lihat mobilku bersih banget ternyata habis dicuci oleh tukang parkirnya. Padahal aku tidak menyuruh mereka untuk mencuci mobilku dan mau gimana lagi sudah terlanjur bersih. Lalu kami bersama-sama masuk. Sebelum ku starter mobilku tukang parkir itu menghampiriku sekalian menarik uang parkir 10 ribu rupiah termasuk biaya cuci tadi. Kami bertiga patungan untuk membayar orang tersebut dan bisa dimaklumi karena itu pengalaman pertama kami di situ dengan membawa kendaraan sendiri. Langsun aku berputar balik dan keluar dari area wisata banyu panas itu. Walaupun tempat wisata itu tidak begitu jauh dari rumah, Pengalaman disana sungguh yang sangat mengesankan yang kami rasakan. Sekitar pukul setengah tiga sampailah kami ke rumah dengan selamat dan Alhamdulillah. Besoknya ketela oleh-oleh dari pacet tadi direbus oleh ibu setelah matang rasanya sungguh manis dan enak banget.
Silahkan mencoba berkunjung di Tempat-tempat wisata Pacet. dijamin mengesankan dan tidak mengecewakan.
Sabtu, 20 Juni 2009
Visit to Mojokerto
Visit to Modjokerto. you will know history wich one from Indonesia
you know Mojopahit park?
all in Mojokerto you can know......
you know Mojopahit park?
all in Mojokerto you can know......
Minggu, 22 Februari 2009
Rabu, 04 Februari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)