Jumat, 12 Februari 2010

"Valentine Day" Dapat Menghilangkan Jati Diri Kaum Muslim



Sekilas saya hendak mengajak kita bersama menengok ke belakang pada tujuh abad yang silam tepatnya pada tahun 1258 M atau 656 H. Sejenak kita membuka kembali lembaran-lembaran sejarah umat Islam pada masa-masa kelam yaitu masa di mana mereka menjalani kesulitan dan tantangan yang amat berat bahkan mungkin tak pernah mengalami tahapan yang lebih berat dan keras tantangannya dari peristiwa ini.
Yaitu ketika tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulaku menundukkan Baghdad yang pada saat itu menjadi ibukota kekhilafahan Islam, menjarah penduduknya dan membunuh Khalifah terakhir dari Bani Abasiah yaitu al Mu’tasim Billah. Maka tahun-tahun setelah itu adalah tahun yang gelap bagi kaum muslimin. Kaum muslimin diperintah oleh bangsa kafir musyrikin dan bangsa penjajah itu menerapkan kepada mereka hukum kufur.
Bangsa Mongol atau Tartar mereka ini menjadikan al-Yasiq sebagai undang-undang dasar yang mengatur seluruh sisi kehidupan kaum muslimin. Al-Yasiq adalah suatu kitab undang-undang yang dibuat oleh Jenghis Khan, Raja Mongolia yang mana kitab ini adalah perpaduan kitab suci yahudi, Nashrani dan Islam serta pendapat dari Jenghis Khan sendiri. Itulah masa terkelam bagi umat Islam tanpa Khalifah dan tanpa hukum, tanpa pengayom dan pelindung. Namun satu hal yang paling mengagumkan adalah ketika mereka melewati masa-masa tersebut tidak ada satu orangpun kaum muslimin yang berubah jati dirinya dan berganti identitasnya dan tidak ada di antara mereka yang menerima hukum al-Yasiq tersebut meskipun diterapkan atas mereka secara paksa, tidak ada yang berbaur dengan bangsa Mongol, tidak ada yang berubah dari kaum muslimin baik dalam hal bahasa, cara berpakaian, cara bergaul, adat istiadat ataupun gaya hidup mereka. Dengan kata lain kaum muslimin sangat teguh memegang ciri-ciri khas mereka yang membedakan mereka dengan kaum kufar. Bahkan seiring dengan berjalannya masa, hukum al-Yasiq pun lenyap ditelan masa, tidak laku lagi karena ummat Islam tidak ada yang mau mempelajari hukum tersebut apalagi mengaguminya. Justru bangsa Mongol-lah sebagai bangsa penjajah yang pada akhirnya berbaur dengan kaum muslimin dalam kebudayaan Islam di mana dikemudian hari anak cucu mereka masuk ke dalam Islam dan meninggalkan budaya Mongolnya. Itu terjadi tujuh abad yang silam.
Namun kini alangkah bedanya keadaan kaum muslimin saat ini dengan mereka, betapa rapuhnya benteng akidah kaum muslimin sehingga begitu mudahnya mereka menyerap hampir semua tradisi dan gaya hidup Barat yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sungguh benar sabda Rosululloh Nabi yang tidak bicara dengan hawa nafsunya tapi wahyu yang diwahyukan kepada beliau, sabdanya, “Kalian akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kalian ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, “Siapa ‘mereka’ yang baginda maksudkan itu, ya Rosululloh?” Beliau menjawab, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani”. (HR. Bukhari & Musllim)
Sekarang kita saksikan budaya-budaya Barat yang diserap oleh kaum muslimin di antaranya adalah terkait hari-hari besar dan hari-hari peringatan di mana hari ini selalu dirayakan dan diperingati setiap tahunnya.
Di antara hari yang dirayakan, diperingati serta dijadikan suatu hari yang sangat bersejarah atau berkesan bagi kaum muslimin saat ini adalah hari Valentine.
Sejarah Hari Valentine
Padahal jika kita lihat sejarah hari Valentine ini kita dapati pada kalender sejarah Yunani kuno periode antara bulan januari dan Februari adalah bulan caminion yang dipersembahkan kepada Dewa Zeus dan Hera. Di Roma kuno, 14 Februari adalah hari raya lupercalia, sebuah perayaan lupercus atau dewa kesuburan yang dilambangkan dengan seorang yang berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, sebagian pendeta lupercus mempersembahkan korban kambing kepada sang dewa dan setelah minum anggur mereka berlarian di sepanjang jalan kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapapun yang mereka jumpai terutama para perempuan muda. Mereka secara sukarela ingin disentuh karena dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan mudah melahirkan. Dan di Eropa hari Valentine adalah sebuah hari di mana mereka yang sedang memadu cinta kasih saling menyatakan cintanya.
Jika ditelusuri asal muasal hari ini adalah sebuah hari raya katolik Roma. Kemudian pada perkembangannya di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad keduapuluh, tradisi bertukaran kartu diperluas termasuk pula memberikan hadiah, biasanya dari kaum lelaki kepada kaum wanita.
Jika kita telusuri kembali, sejarah hari Valentine Day adalah perayaan lupercalia yang merupakan ritual penyucian pada masa romawi kuno yang dilakukan pada tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama yaitu pada tanggal 13 dan 14 Februari dipersembahkan untuk dewi cinta yaitu Juno Februata. Pada hari ini pemuda mengundi nama-nama gadis dalam kotak lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan setiap gadis yang namanya keluar rela menjadi pasangannya selama setahun sebagai objek senang-senang dan hiburan. Lalu pada tanggal 15 mereka meminta perlindungan Dewa Lupercus dari gangguan srigala.
Ketika agama Kristen Katolik masuk ke Roma, mereka mengadopsi acara ini dan mewarnainya dengan nuansa Nasrani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama paus atau pastur. Di antara pendukungnya adalah kaisar Konstantin dan Paus Gregory I dan agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen maka pada tahun 496 M Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine Day untuk menghormati Saint Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari, demikian disebutkan dalam buku ensiklopedi dunia.
Menurut sejarah ini maka kita dapati bahwa hari Valentine asal-muasalnya dijadikan suatu peringatan oleh kaum paganis (para penyembah berhala) kaum musyrikin romawi itu, ini asal muasal sejarahnya.
Jadi tradisi ini adalah tradisi kaum musyrikin para penyembah patung, yang meyakini banyak dewa dewi dan hidup mereka jauh dari petunjuk wahyu maupun kitab suci, yang kemudian karena kelemahan, kebodohan dan kesesatan kaum Nashoro, tradisi kaum musyrikin ini diadopsi, diterima dan diserap dalam tradisi keagamaaan Kristen sehingga ditetapkan oleh Paus Glasius I sebagai hari perayaan gereja.
Kemudian dalam masyarakat Barat yang sekuler, karena prinsip kebebasannya itu akhirnya menjadikan hari Valentine ini menjadi hari kebebasan untuk mengungkapkan cinta kasih dan memilih pasangan, bersenang-senang serta larut dalam inhilal khuluqi (kebebasan) atau kerusakan moral.
Setelah kita tahu bahwa asal dan sejarah hari perayaan Valentine ini bukan dari kaum muslimin, justru dari kaum musyrikin dan Nashara maka jelaslah bagi kita bahwa hari tersebut merupakan hari besar yang memuat berbagai macam nuansa acara keagamaan. Setiap agama tentu memiliki hari-hari besar tersendiri yaitu hari-hari yang selalu dikenang setiap tahun untuk dirayakan. Ini sangat terkait erat dengan nilai-nilai ritual dan relijius pada agama tersebut.
Kita lihat, tidak ada orang-orang kristen merayakan Idul Fithri atau hari raya Idul Adha, karena bagi mereka ini adalah sesuatu yang tabu, aib dan suatu penyimpangan besar kalau sampai mereka ikut merayakan hari besar kaum muslimin. Maka kita tidak pernah mendengar orang–orang Kristen yang ikut mengucapkan selamat, ikut bergembira, merayakan atau memperingati dengan sepenuh hati dan jujur baik Idul Fithri atau Idul Adha. Tetapi yang sungguh memilukan dan menyedihkan kita, ada di antara sebagian kaum muslimin ikut memperingati hari-umat agama lain seperti hari Valentine Day.
Larangan mengikuti Valentine Day
Tentang larangan mengikuti hari-hari besar agama lain, baik Yahudi, Nashrani dan lainnya ini ditegaskan oleh Rosululoh dalam sebuah hadits : “Dan dijadikan kehinaan serta kerendahan atas orang-orang yang menyelisihi perintahku dan barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka”. (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan ath Thohawi). Dalam hadits ini Rosululloh mengabarkan dua hal:
Pertama: bahwa kehinaan dan kerendahan akan ditimpakan oleh Alloh kepada siapa saja yang menyelisihi perintah Rosululloh . Yang dimaksud kehinaan ini adalah kehinaan secara mental atau secara maknawi dan juga secara fisik di dunia dan di akhirat. Peringatan Rosululloh tersebut senada dengan firman Alloh : “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (QS. an Nur: 63)
Kedua: dalam hadits tersebut dikatakan, “Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka.”Jadi siapa yang meniru-niru kaum yang shaleh seperti ulama, orang-orang yang shaleh maka ia termasuk golongan orang yang shaleh dan akan dihimpun bersama mereka di akhirat kelak. Begitupun sebaliknya, bagi siapa yang meniru-niru kaum yang fasik dan kafir seperti Yahudi, Nashrani atau sekuler maka demikian pula keadaannya. Na’udzubillahi min dzalika.
Rosululloh Nabi dan Rosul yang amat penyayang kepada umatnya, apa saja yang mendekatkan mereka ke surga maka telah beliau perintahkan, dan apa saja yang mendekatkan mereka ke neraka telah beliau larang. Dan di antara larangannya adalah tasyabbuh terhadap umat diluar Islam.
Lalu pada hadits yang lalu dikatakan bahwa umatnya akan mengikuti mereka sejengkal demi sejengkal dan seterusnya. Dalam hadits ini beliau telah mengabarkan dua faidah yaitu:
Pertama: kabar (berita) bahwa sebagian dari umatnya kelak akan mengikuti jejak-jejak kaum Yahudi dan Nashrani bahkan sangat antusias dalam mengikuti mereka. Sehingga beliau berkata: “Sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan ikut memasukinya.” Kini kita saksikan bahwa apa yang disabdakan beliau benar adanya dan ini menjadi suatu bukti kerosulan beliau sebab beliau tidak berbicara berdasarkan hawa nafsunya melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Kedua: hadits ini mengandung tahdzir atau peringatan atau larangan dari Nabi agar kita tidak termasuk orang-orang yang mengikuti jejak orang-orang sebelum kita yaitu Yahudi dan Nashrani.
Suatu hal yang sudah dimaklumi bahwa meniru-niru perbuatan bangsa lain merupakan bukti adanya perasan minder atau rasa rendah diri terhadap bangsa yang ditiru dan bukti bahwa orang yang meniru-niru tersebut memandang kepada bangsa yang ditiru sebagai bangsa yang lebih utama dan lebih tinggi, oleh karena itu ia berusaha untuk meniru mereka, berusaha untuk menyamakan dirinya dengan bangsa yang dikaguminya, bangsa yang dipandang dengan pandangan -wah- tersebut, dan ini tidak layak bagi seorang muslim terhadap orang kafir. Cara memandang yang seperti ini tidak layak karena seorang muslim lebih tinggi kedudukannya daripada seluruh orang-orang kafir berdasarkan nash al Quran dan as Sunnah karena Alloh telah berfirman: “Sesungguhnya seburuk-buruk binatang (makhluk) di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman”. (QS. al Anfal: 55)
Dalam ayat diatas Alloh menyebut mereka (orang-orang kafir) adalah binatang bahkan dikatakan syarro dawaab (seburuk-buruk binatang) yang melata di atas bumi ini, adalah orang-orang kafir karena mereka tidak beriman.Semoga Alloh melindungi kaum muslimin dari fitnah, baik yang nampak dan tersembunyi dan semoga Alloh menunjuki kita dengan bimbingan-Nya. Amin

Semuanya adalah hak anda tetapi semuanya tolong renungkanlah dan juga pikirkanlah

ARTI SEBUAH CINTA UNTUK MUSLIM

Islam melihat cinta dan kasih sebagai fitrah dalam kejadian manusia. Ia adalah satu hubungan suci yang menaut antara hati. Ia adalah anugerah Allah, sebab itu ia sangat berharga. Cinta yang tulus dan murni adalah kurnia Allah. Ia tidak datang menyembah dengan percuma. Allah akan menganugerah rasa cinta dan kasih pada mereka yang bersungguh berusaha mencarinya,tetap tidak boleh melebihi cintanya kepada sang pemberi cinta yaitu Allah swt.
Rasulullah sentiasa berdoa memohon dikaruniakan cinta dan kasih pada Allah. Baginda mengajar umatnya bermunajat dengan berdoa: ‘’Ya Allah, kurniakan padaku cinta dan kasih kepada-Mu serta cinta dan kasih pada mereka yang menyintaiMu, jadikanlah apa saja yang aku suka sebagai pendorong untuk menyintai-Mu.Cinta mempunyai arti yang luas dan sulit diartikan begitu saja sebab zaman kini banyak orang mengartikan sebisanya dan banyak sebahagian orang mengatakan tidak ada cinta dalam islam.Tapi sebenarnya tidak demikian, islam tidak melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tapi harus ada batas nya.Jika rasa cinta itu membawa seseorang kepada perbuatan melanggar syariat maka itu sudah salah.
Perasaan cinta itu memang dari segi dzatnya dan bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai dan mecintai,dan perasaan ini adalah normal dan setiap manusia mempunyai rasa itu,jika memandang yang indah kita tidak bisa memungkiri kalau itu memang indah dan keindahan itu tentu sudah ada yang mendisignnya menjadi indah dan itu adalah Allah jika kita kagum kepada keindahan,maka akan tambah kagum kepada sang Pecipta keindahan.
Cinta adalah masalah yang dialami oleh semua manusia. Sebuah bahan perbincangan yang tiada habis dimakan zaman, sumber perdebatan yang tidak pernah kehilangan momentumnya. Entah sudah berapa banyak film dan lagu yang ditulis hanya untuk menceritakan masalah cinta dari berbagai sudut pandang. Cinta adalah sumber inspirasi yang tidak ada habis-habisnya.

Allah paham betul kebutuhan Adam as., karena memang Dia-lah yang telah menciptakannya. Allah tahu persis bahwa tidak ada manusia yang bisa mengarungi hidupnya sendiri. Oleh karena itu, diciptakan-Nya-lah Hawa sebagai pendamping beliau. Bersama-sama, mereka kemudian membentuk keluarga dan mulai beranak-cucu di muka bumi. Barangkali tidak banyak yang bisa diperbuat oleh Nabi Adam as. jika Allah tidak menciptakan seorang pendamping yang pantas untuknya.
Allah pun tidak pernah main-main ketika Dia menakdirkan Khadijah ra. sebagai pasangan hidup Rasulullah saw. Tidak sembarang perempuan yang ditunjuk-Nya sebagai pendamping seorang laki-laki terbaik yang pernah ada. Untuk mendukung perjuangan seorang lelaki baja, maka Allah pun menakdirkan seorang perempuan besi untuk menjadi pendampingnya. Khadijah ra. adalah seorang saudagar perempuan kaya yang dihormati oleh kaumnya. Akan tetapi, ia tidak pernah mundur dari garis perjuangan suaminya. Khadijah ra. sama sekali bukan peran pembantu dalam perjuangan menegakkan Islam di bumi Allah ini. Beliau adalah salah satu tokoh utamanya.
Hubungan antara Rasulullah saw. dan Khadijah ra. – tidak bisa dipungkiri lagi – adalah salah satu kisah cinta paling manis yang pernah ditulis oleh sejarah. Ketika Rasulullah saw. dilanda ketakutan setelah menerima wahyu pertama dengan cara yang begitu dahsyat, beliau lari ke rumahnya dan mencari ketenangan dalam pelukan sang istri tercinta. Ketika semua warga Mekkah berkomplot untuk memboikot Rasulullah saw. dan para pengikutnya, Khadijah ra. meninggalkan begitu saja kehidupannya yang dulu begitu penuh dengan kenikmatan. Mereka menderita bersama, dan keduanya terus bertahan di jalan Allah hingga akhir hayatnya. Jangan ditanya bagaimana sedihnya Rasulullah saw. ketika Khadijah ra. wafat.
Cinta emang dahsyat dan paling indah di bicarakan tapi cinta yang bagaimana yang bisa dikatakan indah adalah cinta yang dibawah keridhaan Allah tanpa hal2 yang di iringi dengan nafsu seperti cinta yang melewati batas andai ketertarikan dan kecintaan, yang akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.Perasaan cinta ngga bisa di buat2 dia datang dengan sendiri seperti seorang "Umar bin Khattab ra, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya." Umar berkata, "Itu adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan." (HR. Ibnu Hazm). Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak menyimpulkan apa yang disebut cinta, "Cinta adalah perasaan di luar kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang."
Bicara masalah cinta terkadang banyak hal yang di bayangkan karena untuk mengartikan arti cinta itu sulit sebab cinta adalah sesuatu yang abstrak,ada terasa sulit dilihat,terasa tak tersentuh,aneh tapi nyata cinta bisa membuat seseorang menangis dan juga tertawa.Cinta itu merupakan rasa suka dan rasa sayang serta rasa berkasih2an antara lawan jenis bukan mahram dan rasa saling sayang dan saling mencintai dalam masyarakat awam bisa juga di katakan pacaran yang dalam islam sendiri istilah pacaran ini jelas2 tidak tapi bisa juga kalau kita artikan cinta itu kedalam bahasa arab yaitu "Hubb" dan berkasih sayang dan saling mencintai bisa juga dikatakan "Tahaabbub",dimana ini dimaksud adalah
seorang lelaki atau seorang wanita yang saling sayang dan saling berkasih2an.
Dan untuk semua ini cintailah sesama manusia itu secara wajar jangan berlebihan hingga melebih cinta kepada Allah,karena yang berhak dan layak mendapat cinta yang berlebihan adalah Allah swt,karena Allah jugalah sang Pemberi cinta.Disamping itu Mencintai Allah adalah pilar dasar agama islam,karena seseorang tidak akan menjadi mukmin yang benar keimanannya kecuali dia mencintai Allah dengan sepenuh hatinya,yang lebih besar kecintaannya kepada hal yang lain.Karena semua cinta yang kita berikan kepada Allah akan abadi dan tidak seabadi cinta kepada sesama manusia,dimana apabila kita mencintai seseorang dan apakah mampun orang tersebut memberi ampunan dosa ? tentu tidak,karena penerima taubat dan pemberi ampun adalah Allah swt,yang senantiasa memberi cinta dah rahmatNya kepada kita tanpa henti.
Untuk itu semua cintailah sesama umat beriman karena dalam islam kita adalah bersaudara dan apabila mencintai seseorang janganlah sampai pada taraf lebih dari segala2nya sebab bisa saja yang kita cintai didunia akan menjadi yang paling kita benci karena segala sesuatu yang berlebih2an tidak akan baik hasilnya karena Allah juga tidak suka akan yang berlebih2an.Tetapi sebagai umat manusia kita merasa hebat kalau kita bisa lebih dari yang lain padahal ini salah besar,dan juga kita sebagai umat mukmin tidak sadar akan satu kemaslahatan itu terhadap sesuatu yang dia benci,seperti obat pahit yang ditetapkan Allah mengandung kesembuhan seperti dalam alquran surat al baqarah ayat 216:"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"
Juga dalam surat an nisa di jelaskan bagaimana kita hendaknya menyukai sesuatu janganlah berlebihan sebab adalah haknya yang kita suka juga jadi kita benci ;"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata . Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"( An-nisa’ 19).
Saudara seiman yang di ridhai Allah,saling mencintai bukanlah hal yang tabu dalam agama kita islam,selagi hal itu tidak melanggar syariat dan aturan main yang ada dalam hukum islam,janganlah berkasih sayang hingga menimbulkan fitnah dan makanan empuk buat setan iblis,tapi jadikan cinta yang datang kepada kita karena cinta itu memang satu rahmat dari Allah kepada ummatnya,dan apabila mencintai seseorang cintailah dia karena Allah bukan karena apa2 yang dia miliki tapi karena Allah semata dan jadikan juga cintanya kepada kita juga karena Allah bukan karena apa yang ada pada diri kita

Kamis, 04 Februari 2010

Ada Mutiara Dalam Lumpur

Dalam hidup dan kehidupan, manusia yang ingkar jauh lebih banyak di dibandingkan manusia yang beriman, manusia yang imannya teguh dan tetap istiqomah lebih sedikit lagi, dan yang lebih khusus dari yang khusus lebih sedikit lagi, dan itu akan lebih sedikit lagi bila di negara-negara di Eropa atau Amerika, juga di Rusia.

Allah SWT Yang Maha Baik kepada manusia, banyak yang tidak mengakui keberadaan-Nya atau ingkar kepadaNya.

Allah tidak marah pada manusia-manusia yang ingkar akan keberadaanNya. Dia memberikan kebebasan untuk patuh atau ingkar kepadaNya. Bahkan yang sering terlihat di negara-negara yang mayoritas isinya orang-orang yang ingkar kepadaNya, justru kehidupannya lebih makmur, sejahtera dan jarang terjadi bencana alam.

Sebaliknya di negara-negara yang jelas-jelas mayoritasnya muslim, kemakmuran dan kesejahteraan seakan jauh panggang dari api, kerusuhan, pertentangan, kericuhan dan sebaginya terjadi di mana-mana. Kehidupan yang sulit ditemukan di mana-mana, namun orang yang beriman tak akan pernah kuatir yang membabi buta, karena dia yakin setiap persoalan, kemiskinan, penderitaan, bencana dan sebagainya atau betapapun sulitnya hidup dan kehidupannya, dia yakin Allah SWT akan memberikan jalan keluar yang terbaik baginya.

Orang yang beriman yakin betul, bila dalam hidup penuh dengan duka dan kesedihan, dia tak putus asa, karena tetap saja masih ada harapan, karena ada Dia di mana-mana. Orang beriman tak akan protes, kok orang-orang yang jelas-jelas kapir, mengapa hidupnya makmur ? Atau mengapa hidup sudah berlaku dan bertindak baik, tapi juga masih ada saja orang yang tak suka, masih ada aja yang membenci dan iri hati ,dengki bahkan mempfitnah.

Begitu juga dalam pergaulan hidup, kamu sudah berhati-hati, eh masih ada saja, kerikil-kerikil tajam menusuk kaki, karena siapa tahu orang yang didepanmu tersenyum manis, tapi dibelakangmu akan mengejek habis-habisan. Atau hati-hati terhadap orang yang menjelek-jelekan orang lain di hadapanmu, karena pada gilirannya orang tersebut akan menjelek-jelekan kamu di depan orang lain.

Kamu benar saja, masih banyak orang yang tak suka padamu, apalagi kamu berbuat salah dan penuh dengan kesalahan. Namun jangan kwatir, yang pernah disakiti, dihina, dicaci, dimaki bukan cuma kamu, tapi banyak orang lain lagi, kamu sih belum apa-apa dan belum di apa-apakan oleh orang-orang tak suka padamu.

Bagi orang beriman yang tingkatannya sudah di atas rata-rata, maaf, diludahi dan dicium itu sama, dicaci dan dipuji itu sama, difitnah dan dipuja itu sama, disakiti dan disanjung itu sama, dijauhi dan didekati itu sama, dibenci dan dicintai itu sama, disambit dan disambut itu sama, dipenjara dan dibebaskan itu sama, baginya sama kedaan tak merubah dan mempengaruhi dirinya.

Semua di hadapi dengan selalu bersandar kepadaNya, dia lenyap bersamaNya, di fana bersamaNya, dia tak peduli segala apa yang berkenaan dengan pujian atau cacian. Semuanya itu hanya bumbu-bumbu dunia, dia lebih terfokus pada Yang Maha Menyintai MakhlukNya.

Bila dia mendapat berita tidak enak atau mengalami duka cita yang mendalam, atau mendapat musibah yang tak habis-habisnnya, dia tak menyimpan segala duka dan kesedihan itu, dia lenyapkan segera sumber penyakit itu.

Jangan menyimpan penyakit, segera lupakan. Hidup mudah, kok dibuat susah. Tuhan saja tak mau membuat susah umatNya. Rosulpun bersabda: Permudahlah, jangan persulit!

Bila masa lalumu penuh dengan kesulitan dan kesusahan, penuh dengan ejekan dan hinaan, penuh dengan kesia-siaan dan disia-siakan. Penuh dengan barang-barang bekas! Dipindahkan dari satu kamar ke kamar lain tanpa bisa berkata apa-apa.

Masa kecil penuh dengan penyakit dan disakiti. Masa lalu suram, jika sekarang juga suram, lalu kapan kamu senang ? Kapan kamu bahagia? Biarkan masa lalumu yang penuh duka itu, kami masih memiliki hari ini dan hari depan!

Jangan biarkan duka masa lalu jadi bumerang yang menghantammu, biarkan duka itu terkubur dalam sejarah hidupmu. Belajarlah dari duka masa lalu, agar tak menjadi duka hari ini dan masa depan. Jadikan duka masa lalu untuk obat masa kini dan masa datang.

Jadikan duka masa lalu cermin untuk berkaca pada masa kini dan masa depan. Ingat dihadapanmu ada Allah SWT dengan kasih sayangNya.

Yang jelas, segala suatu kejadian apapun, seperti bencana alam, ada hikmahnya, yang kelihatannya buruk, sedih, duka, nelangsa, derita dan sebagainya. Allah menjanjikan dalam kitabNya bahwa tak ada sesuatupun di alam semesta ini yang diciptakanNya dengan sia-sia, semuanya ada hikmahnya.

Yang terbuangpun punya hikmah, yang kotorpun ada hikmahnya. Sampah punya hikmah, racun punya hikmah, terhina ada hikmahnya, dicaci ada hikmahnya, dikucilkan ada hikmahnya, di dalam dukapun ada hikmahnya begitu seterusnya.

Hikmah itu akan di dapat bagi yang mau mencari di balik setiap peristiwa, bagi yang mau berpikir, bagi yang mau merenung, bagi yang tidak berputus asa terhadap segala macam ujian dan cobaan yang betatapun pahitnya.

Dalam situasi dan kondisi apapun Allah SWT menyediakan hikmah/rahasia di dalamnya. Maka pandai-pandailah mencari hikmahNya. Coba kembali melihat masa lalu, ketika lahir toh kamu tak membawa apa-apa, lalu kenapa pusing tak punya apa-apa. Matipun tidak membawa apa-apa.

Saat duka melanda jiwa, derita menghantam segala daya dan saat seakan dunia begitu sempit, yakinlah ada anggrek di dalam hutan lebat, ada mentari di balik kabut, ada cahaya di balik kegelapan, ada tawa di balik tangisan, ada bahagia di balik duka, ada kemudahan dibalik kesulitan, ada mutiara dalam lumpur yang hitam pekat, lalu mengapa kamu bersedih ?

Kamu harus siap mati untuk tetap hidup. Ini kelihatannya aneh, untuk tetap hidup kok harus mati ? Sepertinya sebuah kontradiksi, namun bila mau dikaji lebih mendalam akan ditemukan hikmah yang luar biasa, kok bisa ?

Karena orang yang sudah siap mati, akan lebih mudah untuk menghadapi hidup dan kehidupan, bagaimana tidak, mati saja dia siap kok, apa lagi hidup.

Kembali ke segala macam hinaan dan duka yang melanda, itu semuanya belum apa-apa, jika kita mau menengok sejarah para pejuang kebenaran. Betapa banyak tokoh dalam sejarah yang benar-benar siap mati dan dimatikan demi mempertahakan kebenaran yang diyakininya. Lain waktu kita bahas yang satu ini.

Sekian.